Tegal - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyoroti program TMMD Reguler yang dilaksanakan di Desa Kedungkelor, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Kamis (28/7/2022). Sebab program itu tidak hanya berkaitan dengan kegiatan fisik seperti membangun jalan dan fasilitas umum, tetapi juga kegiatan nonfisik seperti kesehatan, pendidikan, dan bermacam penyuluhan untuk warga.
Selama satu bulan program TMMD tersebut dilaksanakan di Desa Kedungkelor. Di antaranya meliputi kegiatan fisik seperti perbaikan jalan desa dan talut di delapan titik dengan panjang mencapai 3000 meter. Pengerjaan dilakukan oleh anggota TNI bergotong royong bersama warga setempat.
“TMMD ini ada aktivitas fisiknya, ada aktivitas sosialnya, mungkin juga pendidikan termasuk tadi kesehatannya juga disiapkan. Tentu pola-pola ini yang bisa kita kembangkan, ” kata Ganjar usai berkeliling Desa Kedungkelor.
“Saya sampaikan terima kasih TMMD dari TNI hadir di sini, dari Pemkab dan Kepolisian juga hadir. Masyarakat bergotong royong, jadi jalan yang tadi sudah disiapkan, sekarang mulai di bereskan. Mudah-mudahan dalam waktu 30 hari ini akan selesai. Ada delapan titik, empat pekerjaan. Panjangnya sekitar 3000an yang dikerjakan, ” kata Ganjar.
Sumber dana TMMD Reguler di Desa Kedungkelor tersebut berasal dari dana APBD Kabupaten Tegal dan APBD Pemprov Jateng. Secara rinci, dana yang bersumber dari APBD Pemprov Jateng sekitar Rp 110.000.000 untuk perkerasan jalan desa sepanjang 268 meter dengan lebar 3 meter dan pemasangan box culvert dengan panjang 5 meter. Sementara dana dari APBD Kabupaten Tegal sebanyak Rp 800.000.000 yang digunakan untuk perkerasan jalan desa sepanjang 900 meter, pengaspalan jalan desa sepanjang 1.570 meter, dan talud jalan sepanjang 268 meter.
“(Anggaran) ada dari Kabupaten, ada dari Provinsi, bukan tidak mungkin muncul juga dari partisipasi masyarakat. Jadi jumlahnya bisa banyak. Dari provinsi kita dukung terus kalau memang pekerjaan itu bagus, ya kita TMMD-kan. Kadang-kadang ada yang sulit, ada problem, kita TMMD-kan, ” jelas Ganjar.
Baca juga:
Capratar AAU Ikuti Diksar Intergrasi
|
Menurut Ganjar, program TMMD selalu memiliki kualitas dan kuantitas dalam pengerjaannya. Ia mencontohkan terkait spesifikasi yang dikerjakan dan kualitasnya selalu sesuai. Untuk itu ia mendorong agar model-model seperti TMMD dapat dikembangkan dan diteruskan.
“Biasanya TMMD itu kalau mengerjakan speknya pasti sesuai. Kualitas sesuai spek juga, terus kemudian kuantitasnya akan bertambah karena partisipasinya cukup baik. Inilah model-model yang bisa kembangkan dan nanti akan kita teruskan, ” ujarnya.
Terkait partisipasi, Ganjar juga menyoroti Sekolah Lansia Bakti Ibu yang dilaunching pada Maret 2022 lalu. Menurut Ganjar, kegiatan sosial yang sudah ada tersebut dapat disinergikan dengan program TMMD. Sebab Sekolah Lansia itu mengumpulkan para lansia untuk kemudian diajak diskusi, diberikan pengetahuan dan keterampilan, termasuk aktivitas olahraga khusus lansia.
“Kalau ini join dengan kegiatan TMMD maka ada aktivitas fisiknya, ada aktivitas sosialnya, mungkin juga pendidikan termasuk tadi kesehatannya juga disiapkan. Tentu pola-pola ini yang bisa kita kembangkan, ” jelasnya.(Pendimtegal/HS)